Sejarah

Dabosingkep sebagai ibukota kecamatan Singkep pernah dikenal sebagai “kota timah” selain Pangkal Pinang (Bangka) dan Tanjung Pandan (Belitung). Kehadiran perusahaan penambangan timah selama sejak 1812 – 1992 (direct atau indirect) telah meninggalkan infrastruktur yang sekarang menjadi aset Pemda setempat dan departemen teknis seperti bandara, pelabuhan laut, jalan raya, prasarana listrik, air minum, telekomunikasi, rumah sakit, bangunan bank, perkantoran perusahaan timah, unit-unit bangunan perumahan karyawan, dan sebagainya.

Bandara Dabo dapat didarati pesawat jenis Fokker-27, sedangkan pelabuhan laut telah mengalami renovasi dari anggaran APBN , dengan harapan dapat disinggahi oleh kapal-kapal ukuran menengah dari Jakarta, Bangka menuju Batam atau Tanjung Pinang. Sedang fasilitas komunikasi dengan kode area 0776 sudah menyediakan kontak Saluran Langsung Jarak Jauh (SLJJ).

Sebagai wilayah pembantu Kabupaten Kepulauan Riau (administrative support)

Secara administratif Dabosingkep pernah sebagai “ibukota” pembantu Kabupaten Kepulauan Riau yang mewilayahi Kecamatan Singkep, Kecamatan Lingga, dan Kecamatan Senayang sebelum itu dihapus tahun lalu.

Pusat pendidikan bagi tiga kecamatan (suitable for education)

Dabosingkep memiliki 2 SMU negeri dan 2 SMP negeri dan beberapa lembaga edukasi menengah lainnya. Dibanding Daik Lingga dan Senayang, fasilitas pendidikan di Dabosingkep relatif lebih baik.

Memiliki populasi relatif lebih besar (higher population)

Dibanding 2 ibukota kecamatan lainnya, populasi kota Dabosingkep relatif lebih besar. Walau pernah mengalami penurunan jumlah penduduk akibat “putus hubungan” dengan PT. Timah, namun sejak tahun 1996 jumlah penduduk kota ini terus bertambah. Hal ini mendukung aktivitas perkonomian (economic activity) kecamatan Singkep secara keseluruhan.

Memiliki kapasitas lahan untuk pertumbuhan pembangunan (land capacity for growth)

Dabosingkep masih memiliki lahan yang cukup luas untuk menampung pertumbuhan pembangunan, disamping lahan yang relatif datar juga memiliki akses yang cukup luas terhadap prasarana yang tersedia.

Partisipasi masyarakat (community participation)

Akibat dari restrukturisasi PT. Timah beberapa tahun lalu menyebabkan banyaknya pengangguran (unemployment). Kondisi ini telah menyebabkan para penganggur yang telah berpengalaman itu mencari kerja ke Batam, Tanjung Pinang, Karimun, Jambi, dan sebagainya. Sebagian dari pengangguran itu masih bertahan di Dabosingkep dengan aktivitasnya sendiri. Diharapkan dengan ditetapkannya Dabosingkep sebagai ibukota kabupaten maka sebagian besar pengangguran itu dapat tertampung di berbagai kegiatan pembangunan.

Letak dan kualitas bangunan yang sudah tertata (landscape setting and quality)

Selama hampir 2 abad kegiatan penambangan timah memberi dampak pada terbentuknya bangunan yang cukup tertata rapi (walau masih perlu sedikit pembenahan) seperti letak rumah sakit, pembangkit listrik, air minum, bandara, pelabuhan laut, dan sebagainya.

Memiliki ragam etnik populasi (multi ethnic nature of city)

Kota ini memiliki ragam etnis populasi seperti melayu, jawa, minang, cina, bugis yang sudah mengalami akulturasi cukup lama.

Sebagai contoh banyak orang melayu menikah dengan orang bugis, jawa, cina, dan sebagainya. Komunitas cina dan minang dalam hal ini sangat berperan dalam perekonomian setempat.

Kelemahan (weakness)

Kurangnya aktivitas komersial (insufficient commercial activity)

Sejak ditinggalkan oleh PT. Timah, aktivitas komersial di kota Dabosingkep menurun drastis. Tidak seperti Tanjung Balai Karimun atau Tanjung Pinang yang memiliki keuntungan karena kedekatan wilayah dengan Singapore, aktivitas perdagangan dan komersial lainnya di kota ini sangat terbatas. Kini jalur-jalur perdagangan dalam skala terbatas masih dilakukan antara lain dengan Tanjung Pinang dan Jambi. Selain itu kota ini sangat kurang dalam ragam aktivitas ekonomi (lack of economic diversification).

Tergantung dengan kehadiran daerah lain (too dependent upon the other region) Dalam kenyataan kini Dabosingkep sangat tergantung pada kehadiran kota Tanjung Pinang sebagai ibukota kabupaten untuk urusan-urusan formal dan Jambi dalam hal memasok kebutuhan pokok masyarakat.

Kurangnya keterlibatan masyarakat dalam kepemilikan (lack of community involvement in ownership)

Kepemilikan masyarakat terhadap suatu aset sangat terbatas khususnya terhadap unit-unit bangunan dan aset peninggalan PT. Timah. Ini akan menyulitkan dalam hal pembebasan lahan sementara statusnya belum jelas.

Kerugian pada masyarakat berpendapatan rendah (low income groups disadvantage)

Sebagaimana yang terjadi kini, urusan pemerintahan, pendidikan dan urusan formal lainnya di Dabosingkep harus melalui Tanjung Pinang sebagai ibukota Kabupaten. Ini mengakibatkan biaya tinggi (high cost) bagi masyarakat berpendapatan rendah. Selain itu harga barang kebutuhan pokok (sembako) dan biaya jasa/ pelayanan disini relatif lebih mahal.

Kurangnya sarana transportasi (lack of public transport)

Selain sarana angkutan laut yang terbatas, Dabosingkep juga kekurangan sarana transportasi darat seperti angkutan umum, bus dan taksi.

Kurangnya pengelolaan objek wisata (under developed tourism)

Dabosingkep tidak seberuntung Tanjung Balai Karimun, yang walaupun kurang objek wisata namun memiliki karakteristik seperti Singapore tahun 1970-an, sehigga turis dari negeri jiran tersebut tidak segan untuk membelanjakan uangnya disana. Sebaliknya Dabosingkep, selain relatif lebih jauh dari Singapore, juga tidak memiliki objek wisata yang terkelola dengan baik. Sedangkan sektor pariwisata ini sangat berperan dalam memberikan value added dan kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) bagi perekonomian wilayah Kepulauan Riau, Batam dan Karimun secara keseluruhan.

Peluang-peluang (Opportunies)

Hubungan langsung dengan Tanjung Pinang dan Jambi (corridor link to Tanjung Pinang and Jambi)

Tanjung Pinang termasuk dalam kawasan industri baik industri pengolahan maupun industri pariwisata. Wilayah ini juga memiliki akses yang baik dengan Singapore, Batam, dan Karimun. Adanya corridor antara Dabosingkep dan Tanjung Pinang memberi peluang yang luas bagi pertumbuhan ekonomi Dabosingkep dimasa mendatang.

Selain Tanjung Pinang, Dabosingkep juga memiliki corridor dengan Jambi yang adalah merupakan satu-satunya ibukota propinsi di Pulau Sumatera yang paling dekat dengan Dabosingkep saat ini. Peluang perdagangan dan perekonomian yang lebih luas akan tercipta bila prasarana yang ada dapat digunakan seoptimal mungkin seperti penggunaan bandara Dabo dan pelabuhan laut yang ada. Seperti yang dirilis dalam Riau Pos tanggal 18 Februari 2001 dengan titel “Riau Airlines Menerobos Keterisolasian Daerah”. Dengan adanya rencana Pemda Propinsi Riau untuk memanfaatkan bandara yang ada di seluruh Riau termasuk Bandara Dabo, maka melalui jalur penerbangan yang dilewati Riau Airlines akan menciptakan multiplier effect bagi perekonomian setempat dari kemudahan investment. Jalur penerbangan ini akan menciptakan corridor “baru” dengan Batam (terakhir corridor itu terputus tahun 1996/1997 putusnya jalur penerbangan pesawat jenis SMAC dari Jambi-Dabosingkep-Batam) dalam rangka ikut berkiprah dalam kancah perekonomian global.

Hubungan dengan “kota-kota utama” (linking with main cities)

Selain Jambi, Tanjung Pinang dan Batam, kota ini memiliki hubungan yang relatif tidak jauh dengan “kota-kota utama” seperti Kuala Tungkal (ibukota Kabupaten Tanjung Jabung Barat-Jambi), Muara Sabak (ibukota Tanjung Jabung Timur-Jambi) yang memiliki pelabuhan bebas, dan Tanjung Balai Karimun (Kabupaten Karimun) dan Pangkal Pinang (ibukota Propinsi Bangka-Belitung). Kondisi ini menciptakan peluang ekonomi dalam skala yang lebih luas.

Memiliki sumberdaya alam yang mendukung (natural resources)

Dalam berita Harian Kompas tanggal 24 Juli 2000 dikatakan bahwa Pulau Singkep Masih menyimpan 200 ribu ton timah. Sebuah perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri akan menghidupkan kembali aktivitas pertambangan yang sempat terhenti sejak tahun 1992. Kegiatan penambangan itu disamping memberikan kontribusi bagi perekonomian juga dapat menampung tenaga pengangguran akibat restrukturisasi PT. Timah. Dengan ramainya aktivitas penambangan ini akan berdampak pada peningkatan perekonomian kota Dabosingkep dengan prasarana yang dapat diakses oleh perusahaan penambangan.

Sumberdaya alam lain yang dimiliki antara lain di sektor perikanan. Itu terlihat dari banyaknya pendirian rumah penangkapan ikan teri (kelong) disepanjang perairan pulau Singkep.

Ancaman (threats)

Kerusakan lingkungan yang parah (environmental degradation)

Diperkirakan sekitar 45.000 ha lahan di Pulau Singkep telah dimanfaatkan sebagai basis kegiatan penambangan timah selama hampir seratus delapan puluh tahun. Pulau itu kini dipenuhi dengan danau-danau bekas galian Timah. Kondisi ini semakin diperburuk dengan beroperasinya kegiatan penambangan pasir.

Penambangan pasir dan lepas pantai (offshore mining) dan penebangan hutan (deforestation) serta penggurunan (disertification) mengakibatkan semakin terbatasnya lahan-lahan yang affordable (limit of affordable land) di Pulau Singkep (kekecualian Dabosingkep sebagai ibukota).

Kecenderungan ketidakteraturan pembangunan bangunan baru (threat to landscape quality of city)

Ada kecenderungan di kota Dabosingkep saat ini dimana masyarakat membuat bangunan baru tanpa mengindah ketentuan yang berlaku serta tidak memperhatikan lingkungan.

Pada bangunan bekas peninggalan PT. Timah masih dapat dikatakan tertata cukup rapi, namun melihat kecenderungan dimana saat ini pembangunan bangunan baru sering tidak sesuai dengan tata ruang dan keindahan kota. Sebagai contoh sederhana adalah pembuatan bangunan sarang burung walet di tengah-tengah kota tanpa perduli dengan lingkungan sekitar.

Kultur masyarakat yang cenderung apatis (culture tend to apathetic)

Restrukturisasi PT. Timah pada awal 1990-an yang mem-PHK kan ribuan karyawan telah menyebabkan “luka” yang cukup dalam bagi masyarakat Dabosingkep. “Luka” ini berdampak pada berbagai segi kehidupan masyarakat dan menimbulkan semacam trauma bagi masyarakat khususnya mantan karyawan PT. Timah. Dapat dikatakan dahulunya masyarakat Dabosingkep identik dengan PT. Timah. Dengan demikian ketika PT. Timah melakukan restrukturisasi maka dampaknya identik dengan kondisi masyarakat secara keseluruhan.

Trauma yang dalam ini akan berdampak pada aktivitas mereka keseharian, apalagi bila aktivitas itu dikaitkan dengan rencana pemekaran Kabupaten Kepulauan Riau.

 

Penutup

Idealnya membangun suatu ibukota pemerintahan adalah dengan sistim planned city seperti Canberra sebagai National Capital di Australia. Namun pembentukan Canberra yang establish sejak 1911 itu memang didukung oleh kondisi pendanaan yang cukup kuat dari Pemerintah Australia. Sebaliknya dengan kondisi perekonomian Indonesia dan Daerah yang belum menentu saat ini, sementara gaung keinginan berotonomi sangat nyaring kedengarannya, maka pilihan yang tepat untuk memilih kota sebagai kota pemerintahan adalah dengan berdasarkan kondisi yang ada dan pertumbuhan alami dari kota tersebut.

Membandingkan antara Dabosingkep dengan Daik Lingga dan Senayang, otomatis kondisi yang memenuhi “kriteria” diatas adalah Dabosingkep. Kita berusaha melihat itu seobyektif mungkin dengan berdasarkan pada ketersediaan infrastructure sebagai persyaratan utama. Hal ini dimaksudkan agar dalam pembangunan selanjutnya, setelah kabupaten pemekaran terbentuk, biaya yang dikeluarkan untuk infrastruktur dapat dialihkan untuk meningkatan perekonomian rakyat yang terpuruk saat ini.

Ada keinginan untuk membentuk Daik Lingga sebagai ibukota kabupaten mengingat secara historis Daik pernah menjadi pusat kerajaan Melayu, dan secara geografis saat ini aksesnya dapat lebih merata dari Dabosingkep dan Senayang dan pulau-pulau kecil lainnya.

Namun dengan kenyataan yang ada, tidak ada pilihan lain kecuali mengambil pilihan yang paling menguntungkan. Bukan tidak mungkin pada masa mendatang kota Daikl Lngga dapat menjadi pusat kebudayaan Melayu dan pengembangan sektor agriculture dan di Senayang didirikan pabrik industri pengolahan sektor perikanan (sesuai Location Theory) karena aksesnya yang relatif dekat dengan kawasan Barelang (Batam, Rempang, Galang).

Demikian tulisan ini, semoga bermanfaat bagi policy Pemda setempat dalam rangka mendukung strategic planning yang dirancang bagi pemekaran Kabupaten Kepulauan Riau menjadi Kabupaten Kepulauan Riau dan Kabupaten Selingsing.

 

Setelah Kejayaan Tambang Timah Berlalu

Joni adalah satu dari puluhan warga Batuberdaun yang saat ini mengais rezeki dengan cara mendulang timah di pesisir pantai kawasan itu.

Setiap pagi, dengan menggunakan sepeda kayuh, mereka berangkat dari rumah menuju pantai Batuberdaun. Berbekal nampan pendulang, sekop dan pengayak, mereka memulai pekerjaan mereka hari itu.

”Sesampai di sini kami tidak dapat langsung bekerja. Harus menunggu air laut surut,” tutur Joni. Saat air surut, mereka berbondong-bondong ke pesisir, memilih tempat yang menurut mereka cukup banyak biji timahnya. Menggunakan sekop, mereka menggali batu dan pasir, lalu diletakkan di pendulangan.

Mereka memutar pendulangan itu sambil berendam di pinggir laut. Pekerjaan itu mereka lakukan hingga tengah hari saat air mulai pasang. Jika beruntung, mereka dapat membawa pulang satu kilogram bijih timah. Jika kurang beruntung, mendapat setengah kilogram bijih timah pun sudah anugerah.

Kepada perusahaan pengumpul, bijih timah itu mereka jual Rp 38.000 per kilogram. ”Lebih baik dibandingkan jika kami bekerja di proyek bangunan. Sebagai pekerja bangunan kami hanya diberi Rp 15.000 per hari,” ungkap Syam, pendulang timah lainnya.

Menjadi pekerja bangunan terpaksa dilakukan kalau cuaca buruk dan air laut tidak kunjung surut. ”Kebun tidak dapat diandalkan dan tidak ada pilihan pekerjaan lain,” Syam menambahkan.

Tambang terbesar

Dalam pelajaran ilmu bumi dulu, Dabo-Singkep, Kepulauan Riau, dikenal di seantero Indonesia sebagai salah satu tambang timah terbesar selain Bangka di Sumatera Selatan. Penambangan telah dimulai sejak 1812 ketika Pemerintah Hindia Belanda masih menguasai Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka, PT Timah mengambil alih pengelolaan tambang tersebut. Mereka membangun infrastruktur hingga terbentuk kota baru.

Ketika PT Timah berhenti beroperasi pada 1992, menurut Camat Dabo Abu Hazim, perekonomian di kawasan itu pun ikut merosot. Warga kehilangan sumber mata pencarian.

”Dulu kendaraan ramai melintasi jalan-jalan di Dabo, tetapi sekarang sepi,” ungkap seorang warga. Pelabuhan udara di Dabo yang dulu ramai dengan para petinggi PT Timah dan warga kini lengang.

”Kemampuan warga terbatas, potensi lain tidak ada,” tutur Ashari, dulu guru di SD milik PT Timah. Bangunan infrastruktur yang tersisa dipakai untuk puskesmas, perumahan, instalasi air minum, serta jaringan jalan.

Bangunan yang terbengkalai antara lain bangunan pengolahan bijih timah—dekat Pasar Dabo. Bangunan itu keropos dan atap sengnya banyak berlubang.

Abu Hazim mengatakan, ”Sejak PT Timah ditutup, persoalan dasar di Dabo yaitu tidak ada lapangan pekerjaan, dan peninggalan PT Timah yang belum terurus.”

Menggali kolong

Warga kini menggali kolong-kolong tambang timah bekas PT Timah, namun hasilnya tak memuaskan.

”Mereka tidak memiliki peta tanah seperti yang dimiliki PT Timah. Tinggal sisanya yang kini didulang penambang tradisional,” kata Ashari.

Beberapa pemodal akhirnya menjual mesin pompa dan areal pertambangan miliknya dengan harga murah. Bekas tambang itu jika digali berisiko biaya tinggi.

”Apalagi belum ada payung hukumnya. Kalaupun ada hasilnya, pihak pemerintah setempat belum dapat meminta retribusi. Semua penambangan yang saat ini dilakukan adalah ilegal,” tutur Abu Hazim, Camat Dabo. Tetapi ia tidak dapat melarang penambangan karena lapangan pekerjaan lain tidak ada.

Ia berharap, Lingga sebagai kabupaten baru dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi penduduk dua kecamatan Dabo dan Singkep yang berpenduduk 38.000 jiwa itu. Dabo-Singkep merupakan kecamatan terpadat Kabupaten Lingga yang berpenduduk total 70.000 jiwa

”Apalagi Dabo-Singkep merupakan kecamatan terpadat di Kabupaten Lingga yang total penduduknya mencapai 70.000 jiwa lebih,” kata Abu.

Melalui pemekaran wilayah itu diharapkan pemerintah dapat membuka lapangan kerja baru seluas-luasnya bagi warga Dabo. Selama ini sebagian besar pemuda di Dabo lebih memilih pindah ke Batam, Tanjung Pinang, atau kota-kota lain di Indonesia untuk bekerja.

Potensi perkebunan

Abu Hazim mengatakan, Dabo dan Singkep sebenarnya memiliki potensi lain di bidang perkebunan. ”Dulu pernah ada investor yang hendak membuka perkebunan sawit di Singkep tetapi hingga saat ini belum terealisasi. Padahal potensinya cukup besar, mencapai lebih dari 20.000 hektar. Juga ada jeruk yang dikelola warga. Potensi itu juga belum dioptimalkan,” tuturnya.

Selama ini, kata Abu Hazim, perolehan pemerintah setempat hanya dari hasil perikanan, perkebunan, dan terutama dari penambangan pasir.

Ada enam perusahaan penambang pasir di Dabo-Singkep yang bekerja di atas lahan seluas 239.282 hektar.

”Setiap tahun Pemerintah Kabupaten Lingga memperoleh Rp 2 miliar dari penambangan pasir. Sekitar Rp 70 miliar perolehan pemerintah dari pajak,” ungkap Abu Hazim.

Perolehan pemerintah daerah juga masih seret karena belum ada peraturan daerah tentang retribusi beberapa kegiatan ekonomi. Seperti misalnya untuk usaha sarang walet yang saat ini sedang menjamur di Dabo.

Kini perolehan hanya dari penambangan pasir. Ini sebenarnya disayangkan warga. ”Sebentar lagi kami ini hanya punya air saja, tidak lagi tanah air. Karena tanah-tanah di sini sudah dijual semua. Dulu timah kami diserap habis. Sekarang ini pasir kami dijual juga. Dapat dilihat, sebentar lagi akan ada sungai besar di Dabo karena pengerukan pasir itu,” ungkap seorang warga.

Saat memasuki hutan di kawasan air panas, Dabo, truk-truk besar lalu-lalang mengangkut berton-ton pasir berarak ke pelabuhan. Dengan kapal tongkang pasir-pasir itu keluar. Konon, ungkap warga Dabo, pasir-pasir itu dijual ke Singapura.

Lenyap sudah kejayaan pertambangan timah yang dulu sempat memakmurkan warga Dabo-Singkep. Dan kini, jika tidak berhati-hati, kekayaan lainnya pun akan ikut pergi jika tidak dikelola dengan baik. Yang pasti warga masih mengais dan mendulang timah di kolong-kolong tambang.

 

49 responses

21 07 2008
Andy

Terima kasih ya buat teman2 yg udah kasi komentar di websiti ini.
Saye tak sangke situs ini begitu bermanfaat bt tman2.
Saye buat website ini cm iseng2 je, hehe . . .
Ops.. Lupa perkenal kan diri, saye anak dabo yg kuliah di slh satu univ swasta jakarta.
Jika ada saran dan kritik bt situs ini silahkan email saye di andi_dbs@hotmail.com_

By : andy

4 01 2010
randy

saye nak minta data2 tentang dabo boleh kan saye anak dabo juge?

8 12 2011
eyta

assalam.saya eyta dari johor malaysia.arwah abg saya meninggal dn dikebumikan di sebuah kampong yg saya dah lupa nama kampong tersebut.saya hanya ingat arwah dikebumikan di dabo singkep pd 5 january 1992.saya hanya ingat ada warga dari sana dn ada beberapa kali datang ke johor dgn memperkenalkan dirinya cikgu jalaluddin mk poetra.saya cuba hubungi beliau tapi tiada jawapan.saya dan keluarga ingin menziarah buat kali ke2 tahun depan pusara arwah abang.tapi masalahnya saya tidak tahu bagaimana caranya..saya ada menyimpan gambar cikgu tersebut.

17 07 2012
Faku

Saya juga kelahiran Dabo Singkep , ya….. disebut juga orang Dabo Singkep.
Andy, di Dabo tinggal di mana ?
Tahun 1992 saya mencoba ngais rezeki di Jakarta, sekarang masih juga di Jakarta.
Alamat email saya : cenkhe@yahoo.co.id
Terima kasih.

13 11 2013
ayu

slam knal je bg andy
sye juge anak dabo singkep
saye tinggal di desa kute
🙂

17 08 2008
Ficky

Akhirnya saya bisa temukan wadah untuk komunikasi soal Dabo Singkep.
Pulau ini gak akan saya lupakan asmapai kapanpun, walaupun lahir di Jakarta tapi perasaan saya masih melekat di pulau ini.
Cepat atau lambat saya harus kembali mengunjungi pulau ini lagi.
Ada teman ?

17 02 2011
egy

aogmang…………,,,,bile awak nak datang???

1 09 2008
Tanry Bonar Murdani Pasaribu

saya dulu pernah tinggal di dabo dan bersekolah disana, saya dulu sekolah di SMP… tapi lupa SMP berapa pokoknya yg bersebelahan dengan SMA dan berdekatan dengan kantor IMIGRASI. saya dulu cuma setahun tinggal disana. setelah itu pindah ke jakarta.. dabo itu adalah tempat yang mengesankan diantara tempat-tempat yang pernah saya singgahi selama mengikuti orang tua berdinas. sudah 9 tahun saya meninggalkan dabo, tapi kesan yang di tinggalkan tidak dapat terlupakan.. apa kabar yah dengan bakso ikan dan es cincau disana??? heeheehee… batu berdaun?? Oohh.. I Love that SPOT!!!!!

17 02 2011
egy

ae cincau dengan bakso ikan kaba die baek2 je……………!bile2…maenlah kedabok…ne

14 11 2008
indra

assl,saudare sekampung tak sangke browseeh dapat lah blog ni, saya nak nangis dengar sejarah dabo entah ekanpe, saya rase blog ini bagus dan mudahan berita bisa update khususnya mengenai dabo, saya juge anak dabo, dan dulu kul di univ swasta di jogja kini saye dah kerja, oh ye saya boleh minta izin ngopy taruh ke blog saye semoga boleh ye he he, salam kenal saudare.semoga mudahan suatu hari dabo lebih baik

26 11 2008
ena

Assalamualaikum, saye tak sangke tnyta dabo ada web jg ye.
sbnrnya saye bkn lahir dsne tp mak n pak saye asli dr sane.
pernah lah sy kesane, walau panas tp tmptnye bagus. mane org sane ramah2 pula. yg paling saye ingat tu batu bedaun…. it’s beatiful places.
sampai skrng pun msh bnyk sodara saye yg msh tgl di dabo. tak tau nak kapan lg ksne, Insya Allah klo da waktu nak balek lg lah ksne.
oia, tuk yg buat situs ni, pls keep updated trs yeeee biar saye bise tau perkembangan n perubahan yg ade.
terime kaseh… 🙂

Wassalam

19 04 2011
Yuda oktadiatma

emang nya skrg dimana gtu. . .

25 02 2009
Badroez

Bos admin, tu cerita tentang dabo sepertinya kurang update. terutama tentang taransportasi. sekarang Dabo sudah di punya penerbangan reguler Dabo- Tj. Pinang, dabo-Batam, 4 kali seminggu, bahkan sebentar lagi akan dilayani tiap hari. mengingat penumpang dari dabo ternyata cukup ramai.
Sekarang ini penerbangan yang ke dabo yaitu RAL yang kalau saya tak salah itu Foker 50.
Saya juga kirim foto2 dabo, mudah2an bos admin berkenan. Salam buat kawan2 kawan di dabo.
sedikit tentang dabo juga ada di blog saya http://elektro95unand.wordpress.com
Catt. saya bukan orang dabo tapi pernah tugas 3 tahun di dabo

8 01 2010
Ipung

Pulau Lingga dan Pulau Singkep berada di granite belt, terbentuk pada jaman Triassic, sekitar 200 juta tahun yang lalu, akibat collision/tumbukan lempeng. Kedua pulau ini berada pada zona suture (batas tumbukan antar lempeng). Granit merupakan kristalisasi magma yang terjadi jauh dalam perut bumi atau disebut sebagai batuan plutonik.
Pulau Lingga dan singkep adalah kepulauan tua untuk skala waktu geologi di Indonesia. Kepuluan lainnya di Indonesia diperkirakan terbentuk sekitar 30 juta tahun yang lalu bandingkan dengan Lingga dan Singkep. Bangka, Lingga dan singkep juga sering disebut tin island (Pulau penghasil Timah), di pulau-pulau ini kemungkinan juga ditemukan deposit bauksit sebagai luruhan granite tetapi tidak sebesar yang ada di Bintan sehingga tidak terlalu menguntungkan jika akan ditambang.
Pulau Lingga dan Singkep berada di paparan sunda yang kondisi lempengnya sudah stabil dan tidak berada pada jalur gunung berapi sehingga lokasi ini merupakan lokasi aman atas potensi bencana vulkanik dan tektonik. Dengan posisi ini kedua pulau tersebut sangat memungkinkan memiliki kandungan granite yang masif dan minim fracture karena berada di posisi yang minim peristiwa geologis dan juga berkemungkinan berukuran besar, untuk potensi yang satu ini sebaiknya dilakukan kajian yang lebih mendalam untuk melihat potensinya.
Potensi besar dan tidak mendapatkan perhatian yang memadai adalah potensi hutan dan potensi perikanan, wilayah perairan di Lingga dan Singkep merupakan salah satu penghasil tangkapan ikan karang hidup untuk pasaran internasional. Hal ini dimungkinkan karena potensi hutan bakau di kabupaten ini masih bagus dan merupakan tempat perkembang-biakan ikan-ikan karang yang memiliki nilai jual cukup tinggi di pasar internasional. Sangat kontradiktif daerah yang memilki potensi perikanan sangat besar ini ternyata tidak memiliki sarana pelelangan ikan.

23 01 2010
dabosingkep

makaseh banget bang ipung atas artikel nya

13 04 2012
Bayu

maaf bang ipung nak sedikit nambah… klo untuk vulkanisme aktif bukankah masih ade air panas alami gunung lanjut dan pengeboran timah disekitar kompleks granit lanjut juga pernah terjadi semburan belerang… apa tidak mungkin masih ada vulkanisme aktif disekitar kompleks tersebut….dah lame juge nak cari kawan2 yg agak paham geologi ni… hehe… btw untuk penambangan emas ternyata kite juge punye potensi lumayan karena dalam kurun 2 bulan terakhir disekitar daerah air hitam dan air panas mulai marak, walaupun masih secare manual…. mudah2an dalam beberape tahun kedepan Dabo bise berkembang kearah yang lebih baik, karena itu selesai kuliah saye putuskan untuk pulang kampung, begitu juge dengan saudare2 kite yg lagi diluar ni…dengan harapan keberadaankite semue dapat membuka lebih banyak lagi bidang usahe yang laennye… Bayu_Singkep Cyber Net.

6 10 2013
hendra saputra( moqqsteff)

keren informasi geologinya….mntap….senang saye bacenye.

15 01 2010
erGy

Hi anak Dabo semua lam kenal , aQ nak dabo jg,,,,, Senang bise jumpe U smue Di Komunity ne…!

14 03 2010
meirezayanti

ASS…………
saya juga punya cerita dengan kota ini,saya ingin jumpa dengan abang anak ayah saya dari istri beliau ibu HASMAH alamat terakhir beliau di Kualaraya abang saya ini kalau tdk salah bernama SYAHRUDIN saya berkeinginan mempertemukan ayah saya ini dengan abang soalnya ayah saya dah tua umur beliau sudah kepala 6 .saya juga punya sepenggal cerita yang tak mungkin saya jabarkan disini karena agak panjang. juga sekarang saya ada foto abang semasa umur sekitar 2 tahunan

18 03 2010
radit

aqw hanya ingin mereka tau ,, disini aqw Lahir , waLau aqw tLah JAuh dari tanah keLahiran ku . .
tapi hatiku Masih sLaLu tertanam Jauh didasar hati ku ,,
ku sLaLu Mencintai kampung haLaman ku . .
dabo . .
ku tau hanya segeLintir manusia2 yang sadar betapa indah nya engkau . .
dan hanya manusia serakah yang mengatasnamakan cinta . .
padahaL itu semua topeng untuk kepentingan pribadinya . .
untuk membangun keseJahteraan nya .
bukan keseJah teraan mu ..

kawan.kawan sekampung . .
maaf jika ini kasar ,
tapi aqw hanya ingin seLuruh dunia tau . .
kalau DABO bukan Lah kota usang , .
bukan Lah puLau kenangan .
tapi dabo adaLAh sebuah harapan bagi kita semua . .
Jangan hanya banyak ngomong .
tapi kita Lah yang harus memaJukan kampong kite . .
Jangan berharap kpada orang yang LUpa Daratan . .

trimekaseh . .

16 04 2010
aroel

saye anak dabok,,
saye sangat medukung kalo emang ad yang ingin membangkitkan kembali dabok,
dmne kite semue tahu kalo timah d dabok itu masih banyak,,tapi kite tidak ad yang mau mencari orang2 yang ahli dalam bidang kebumian,seperti tempat saye belajar sekarang yakni GEOLOGI,saye ingin sekali menghidupkan kembali PT.Timah d dabok,,
tolong lah kepada petinggi-petinggi dabok utuk mau mencari orang2 seperti itu,,
kite petakan kembali dabok,peta geologi.

21 04 2010
tengku junaidi

oh,,macam tu kota kelahiran saye ye???oke lah kawan2 makaseh lah dgn info2 yg ade tu!klw ade cobe update lagi ye tentang kampong kite yg tercinte tu,,c u semue 😉

11 05 2010
muhiebbudin

saye anak aceh…cuma nak kirim salam bit sal yg tinngal di dabok

2 10 2010
yudi s

SAYE ANAK DABO KHUSUS NYA SUNGAI LUMPUR LUAR,SATU YANG TAK BISE TERLUPEKAN MAKAN BAKSO NTAMBAH CAKAR DI MAS PARJO……. ANAK DABO KAMU BISA…….

26 10 2010
wing p

Saya anak yang lahir di dabo 30 thn yang lalu…orang tua saya selalu berpindah tempat dalam bekerja..tapi saya sempat tinggal di dabo selama 4thn..Saya sangat ingin melihat tempat lahir saya..dan Batu berdaun..hmm..cant forget that place..sekarang saya tinggal di jkt..Ayo teman2 kita bareng2 ke Dabo ..

13 11 2010
eko

seandainya bnyk anak dabo yg seperti bung admin kite ne….
waaaah mungken kite bs lbh dikenal di dunie maye…..

bravooo…….

kite doakan bersame mdh2n terwujud Kabupaten Singkep yang kite idam kan
amin….

21 11 2010
Akhmad kosasih

Sbg anak bangsa wajib dn sadar dlm memiliki dn mencintai pulau d negeri utk menjaga dr pencurian ,pengakuan spihak dr yg tdk spatutnya utk itu mari tman2 kta lestarikan kembangkan potensi sdm dn hasil alam baik daratan dn lautan yg adalah hak dn tercantum dlm uud 45 utk penyelenggaraan potensi alam kepulauan nusantara utk kmakmuran rakyat…dlm hal ini sy melakukan ekspansi promo perusahaan d dabo singkep perlahan tp pasti dpt melihat potensi perekonomian utk kemajuan usaha dn melalui situs atau web ini perlahan saya akan publikasikan kemajuan dabo sbg kota berkembang dpt d lirik investor yg tujuan utk kmakmuran masyarakat dlm bidang pariwisata …dgn dukungan dn partisipasi tman2 smua…skiranya dpt membuat web network kedepannya …thx.

5 12 2010
Ghulam Ridho

salam kenal utk smua ank dabo yg di sini ,saye ank dabo juge tinggal di daerah kute main ya ke kute ye…

27 02 2011
felix wijaya

yth.bapak camat abu hazim.mengenai wilayah bpk di dabo singkep,jika masyarakat bpk,sulit mendapat lapangan kerja,lebih baik bpk arahkan masyarakat bpk,menekuni bidang ternak,kan lahan masih luas.jika bpk berminat bisa krm kbr ke email sy.krn jika wilayah bpk masih luas lahan nya,untuk pakan ternak,bisa di tanam sendiri, dan kotorn ternak nya,bisa buat pupuk kompos,untuk menghijau kan wilayah bpk ,tksh

18 05 2011
yeterz

ape ade yg tau dengan perkembangan dr wacana pembentkan kab. singkep….
klw ad yg tau tlong di update……

trim”kaseh…

31 05 2011
FATAR PULAU SINGKEP

minimal dgn adnye situs ini bise menambah wawasan dan pengetahuan kite tentang perkembangan daerah.salam fatar dabok

4 07 2011
sumantri ardi

sangat bagus, membantu masyarakat singkep mengetahui bahwa daerah kite ternyate masih memiliki potensi yang luar biase. melalui laman ini juge saye memohon izin kirenye, untuk dapat menyadur sebagian atau semuenye untuk keperluan refrensi pembuatan proposal Kabupaten Kepulauan Singkep. mohon konfirmasinya. terimakasih. bagi kawan2 yg memiliki data potensi atau apa saja yang dapat membantu dalam pebuatan proposal ini mohon dapat menghubungi saye di :
jeboon_cs@yahoo.co.id.

terimeksih

16 10 2011
koesnadi j agoes

Satu yg tak terlupakan.sebuah group band mlik PT Timah dan merupakan band kesayangan masyarakat Dabosingkep khususnya dan juga seluruh masyarakat kecamatan Singkep pada umumnya.band Stannum inilah yang mengiringi artis2 terkenal dari ibukota Jakarta,yang setiap thnnya didatang PT Timah Unit Penambangan Timah Singkep..baik dlm ulang thn PT Timah maupun dlm acara menyambut thn baru.walaupun PT Timah sdh tdk ada lagi kiprahnya di Dabosingkep..tapi bagi saya band Stannum tdk pernah mati

28 10 2011
firman

assalamualaikm saudare2 abang2 paksedare2.., kalau boleh bersuare saye harap pemude2 dabo yang skrng sudah selesai kuliah nye, balek lah kekampong halaman kite kembang kan potensi2 yang masih ad tersise di dabo kite ter cinte nie,, terapkan semue ilmu yang sedare2 dapatkan dari bangku kuliah sedare.,, kalau bukan anak dabo sndiri yang bise memajukan kampong kite siape lagi??
betol dak?

6 12 2011
arief peri

Bagus sekali komentar adik2 ku semue, terimakasih atas perhatian nye pade kota kite dabosingkep, kite doakan smuge dabo menjadi kota yg lebih maju walaupun sdh ditinggal oleh PT Timah, untuk itu kite harus berusahe membantu ape yg bise kite bantu untuk masyarakat dabo.

8 12 2011
Indopedia

itu sejarah dabo yang saya tampilkan di situs saya
saya dulu orang dabo kak
sekrang saya di batam

29 03 2012
dikhi

hai saye ni ank dabox slam kenal jek , saye ndak bagi 2 cerite dgn anx merantau … jgn lup3 kan dabok yeee bnyk kngn d dbox ni bny pulax mkn yg sedap yg ad d dbok makanan org mlayu mac4m lempok,dodol,bakwan lakse ,dll… yg bu4t ank yg mrntau rse jdi nak balek

1 04 2012
Neny

Tl0ng d0nk,pmerintah yg m9tur pulau dab0.yg nma na pngan9kutan psir itu pzti b’dmpk bruk pda daerh itu sndri.psir yg d ambl lma klmaan akn mmbwt daerh itu mnjd dtran rndah,akbt na air laut akn naik.ek0sisten yg ad d skitr pulau db0 jga bklan lnyap,krn t4 tggl mrka udh keruh,0ksigen yg t’tggl p0n udh tdk bgus.alhsil,dab0 akn tggelam,n priknan p0n g ad hsil na lg.gnti la ush pnmbgan psir d gnti dg priknan.yg mn,hsil priknan tsb d kel0la,cth na tmban.bwt pbrik to mg0lh tmban mnjd tmban mntah kring,d jual perkil0an,tmban g0reng,tmban salay d jual perbkus.jual la k luar dr daerh dab0,cnt0h na tg.blai,btam,bhkn luar ngri sklipun dg izn pmrinth tntu na.ay0 masy dab0,mulai la b’krya dg mmanfaat kn sda yg ad d dab0,bkn pasir.

5 04 2012
vita

hay saye ank pindahan….. saye bngge na tgl kat dabo ni…
anak” dabo ramah smue….. baek lagi…..
tempat di dabo ni indah na…
sungguh mengagumkan…..

19 04 2012
yogi poetra nanda (@poetrasingkep)

akhirnye ketemu jugek blog dabok..saye asli dabok. laher di dabok besar di dabok…love u dabok….kota kelahiranku…..

18 05 2012
Jung Dabo

Buat Saudare-mare yang rindu Dabo Singkep, segera bergabung dengan grup Masyarakat Singkep Perantauan di facebook

2 08 2012
dina

semoga dabo kite berkembang dan berjaya….mantap buat yang situs ini…

8 01 2013
Frenkie Susilo

Hai,sy jg anak dabo,sy lahir di dabo hingga tamat smp,sy udh pindh k jkt,sy sngt rindu dgn keadaan dabo,tp blm ada wkt utk k sn,mhn teman2 slalu update info tentang dabo y,o y,knlkan nm sy Frenkie,dl,sy tnggl di sungai lumpur dkt SDN.2

31 03 2013
adhie. dbs

mohan doa kami masyarakat singkep akan mengadakan rapat akbar untuk menbentuk kabupaten kepulauan singkep… supaya masyarakat dan sejathtera,,,,

6 05 2013
david sykes

siapa yang tau tentang asal usu,l terbentuknya nama dabo singkep…tolong yaa…

25 07 2013
aam

saye pun dukung semoga orang kite maju dan masyarakat kite tambah sejathtera setelah kabupaten kepulauan singkep menjadi tambah berkembang ekonominya.aku anak dabo.

12 12 2013
susie hassan

maju terus dabo singkep. kota kenangan yang paling indah seumur hidup saya, dri tk,sd sampai smp sye di dabo.. salam u semuenye orng dabo..

2 01 2014
Rafsan Rabiin

Name saye Asan, anak asli Buket Kabong, tapi saye lah lame tinggalkan Dabok, tapi bagaimanepon saye tetap balek kalau hari raye, ataupon ade sanak famili nikah.
Saye memang sempat sedeh ningok kampong kite, tapi kite tak bolehlah belame lame macam tu, saye tengok Dabok sekarang lebeh cantek daripade jaman timah dulu. cube tingok Gedung Nasional, pelabohan, Taman Makam Pahlawan, banyaklah lagi … lah cantek kan…?
Saye tetap bangge jadi orang Dabok ……………

21 07 2014
tauriansyah hasibuan

Sekarang aktivitas tambang sudah dibuka lg, didepan daerah batu bedaon atsu kebun nyiur.. saye khawatir aktivitas tambang tu merusak potensi laut dabo.. hal semacam ini lah pernah saye tengok waktu saye di Bangka dulu (saye dulu kuliah di Bangka).. belom lagi aktivitas pengerukan tambang pasir laut di daerah Pengambil.. kalau kite cume mau hasil instan, make kite cuma akan menikmati secara instan juge..(macam orang makan mie instan, kenyang die sebenta sudah tu lapar lg).. lahan di Dabo cocok untuk perkebunan sayur dan buah, potensi pariwisata jg banyak, potensi UKM jg bagus.. itu semue bise di manfaatkan utk jangka panjang.. ketimbang cara instan, tp cm utk sebenta.. kasian anak cucu nanti..
Terime Kasih..

Name saye Rian
di Dabo tinggal di Pasir Kuning, (dekat SD)
Almarhum Bapak saye dulu kerje di Meteo bandara Dabo.

Tinggalkan komentar